Ikatan Penilik Indonesia (IPI) Jawa Barat adalah organisasi profesi sebagai wadah perjuangan dalam meningkatkan kemampuan profesi dan kesejahteraan penilik di wilayah Jawa Barat yang terdiri 26 Kota Kabupaten dan terbagi 5 wilayah kerja. email : ipijabar4@gmail.com dan ipijabar2011@yahoo.com
Selamat Datang di Situs Media IPI Jawa Barat, dengan VISI “TERCIPTANYA KERJASAMA UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONAL PENILIK, MUTU PENDIDIKAN NON FORMAL IN FORMAL DAN TERWUJUDNYA INSAN PENILIK YANG SEJAHTERA”

Selasa, 08 November 2011

Gubernur Jabar Resmikan pameran Hari Aksara Internasional ke 46 di Sukabumi

SUKABUMI–Tahun 2012 Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) bakal membangun 1.800 ruang kelas baru tersebar di tiap kabupaten dan kota di Jawa Barat. Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan saat memberikan sambutan pembukaan pameran Hari Aksara Internasional (HAI) ke-46 tingkat Provinsi Jawa Barat, di Lapangan Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, kemarin, (8/11). Rencana pembangunan ruang kelas baru sebanyak itu adalah untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas pendidikan di Provinsi Jawa Barat.
“Ini juga untuk memutuskan mata rantai buta aksara,” tuturnya seraya disambut dengan tepuk tangan tamu undangan dan para guru Pendidik Anak Usia Dini (Paud). Tampak hadir dalam kegiatan ini Direktur Jenderal (Ditjen) Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Yulaelawati, Bupati Sukabumi Sukmawijaya, Ketua DPRD Jawa Barat Irfan Suryanagara, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Badri Suhendi dan Kadisdik Provinsi Jabar Prof Moh. Wahyudin Zarkasyi dan sejumlah pejabat Pemprov Jabar dan Pemkab Sukabumi.
Karena, lanjut Heryawan, pendidikan keaksaraan harus lebih ditingkatkan. “Terlebih dibidang life skill atau keterampilan,” sebutnya.
Bahkan ia juga mencontohkan minat baca orang tua. maksudnya, jika orang tua diatas 50 tahun yang awalnya tidak bisa membaca lalu belajar dan menjadi bisa membaca itu akan meningkat kepercaya diriannya 10 kali lipat. “kalau cucunya membaca koran si nenek juga akan baca koran, kalau anaknya menulis sesuatu si nenek juga biasanya tidak mau kalah dengan cucunya itu. Dan itu bisa dibuktikan,” katanya.
Heryawan juga menyebutkan, bahwa lebih dari 50 persen tuna aksara itu menimpa pada orang tua diatas usia 50 tahun. Meski demikian Gubernur kelahiran Sukabumi itu menganggap belajar membaca tidak terpatok pada usia dan kalangan. “Hak untuk bisa baca tulis itu tidak kenal usia,” sebutnya lagi.
dn ia juga bangga, kabupaten kelahirannya itu mendapatkan penganugrah aksara. yang mendapatkan anugrah aksara itu yakni, Kabupaten Sukabumi, Cirebon dan Tasikmalaya.
Sedangkan IPM Jawa Barat hingga hari ini mencapai angka 80.
Sedangkan menurut Direktur Jenderal (Ditjen) Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Yulaelawati membeberkan bahwa Indonesia tergolong kategori 10 besar penyandang aksara terbesar didunia. Sehingga, pihanya semenjak dari tahun 2006 telah menggulirkan 23.100 program keaksaraan. “Kita patut bersyukur keaksaraan kita sudah meningkat. Dan ini harus kita tingkatkan agar lebih majudan peduli baca tulis,” kata wanita berambut pendek itu.
Begitupun yang disampaikan Bupati Sukabumi, dirinya juga mengklaim bahwa tuna aksara di kabupaten Sukabumi sudah menurun. “Keaksaraan di kabupaten Sukabumi sudah meningkat karena didorongdengan program-program keaksaraan. Dan program itu harus ditingkatkan lagi,” harapnya.
Seperti yang tercatat oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Zaenal Muttaqien menyebutkan dari data yang terhimpun ada 4.149 orang penyandang tuna aksara.   “Namun di tahun ini kita membina 1.000 penyandang. dan  diharapkan dalam jangka tiga bulan kedepan penyandang tuna aksara itu berkurang 1.000 penyandang. Dan program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) itu terus bergulir hingga penyandang tuna aksara itu mencapai angka nol,” kata Zaenal.
Lanjut dia,  program itu kini tengah dijalani oleh Keaksaraan Fungsional (KF). Sehingga, program itu dapat membantu orang-orang yang yang tidak dapat membaca menjadi bisa membaca. Dan, ia juga menyinggung, dengan meningkatnya keaksaraan itu akan berdampak pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sukabumi. Terlebih pengaturan keluarga berencana itu bisa terprogram.(ryl)
Dikutif dari : http://radarsukabumi.com/?p=23361

0 komentar:

Posting Komentar