Ikatan Penilik Indonesia (IPI) Jawa Barat adalah organisasi profesi sebagai wadah perjuangan dalam meningkatkan kemampuan profesi dan kesejahteraan penilik di wilayah Jawa Barat yang terdiri 26 Kota Kabupaten dan terbagi 5 wilayah kerja. email : ipijabar4@gmail.com dan ipijabar2011@yahoo.com
Selamat Datang di Situs Media IPI Jawa Barat, dengan VISI “TERCIPTANYA KERJASAMA UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONAL PENILIK, MUTU PENDIDIKAN NON FORMAL IN FORMAL DAN TERWUJUDNYA INSAN PENILIK YANG SEJAHTERA”

This is default featured post 1 title

Pengurus IPI Jabar dan Pejabat Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, selepas acara pelantikan pengurus IPI Jabar 5 Mei 2011.

This is default featured post 2 title

Ketua Umum IPI Pusat hadir pada acara Musda 2 IPI Jabar 26-27 Maret 2011 di Pangandaran Jawa Barat.

This is default featured post 3 title

Kepala Dinas Propinsi Jawa Barat memberikan sambutan pada acara Diklat Penilik PAUD 11-13 April 2011 di Lembang Bandung.

This is default featured post 4 title

Peserta Diklat Penilik PAUD sedang serius menyimak materi Nara sumber.

This is default featured post 5 title

Ketua Umum IPI Jabar terpilih sedang memberikan sambutannya pada acara puncak Musprop 2 IPI Jabar .

Rabu, 18 Maret 2015

Indonesia Targetkan APK PAUD 2015 Sebesar 75 Persen

Saat ini, pencapaian APK PAUD baru sebesar 53,7 persen dengan jumlah siswa 15.493.456 orang di 237.176 satuan PAUD (data 2009). Demikian penjelasan Plt. Dirjen PAUDNI Kemdikbud, Hamid Muhammad, pada Konferensi Pers Gebyar PAUD Indonesia 2011, di Kemdikbud, Jakarta, Jumat (9/12/2011).
Salah satu upaya untuk meningkatkan APK PAUD, Ditjen PAUDNI Kemdikbud, menyelenggarakan Gebyar PAUD Indonesia 2011 dengan tema “Anak Indonesia Sehat, Kreatif, dan Berakhlak Mulia”. Kegiatan ini sebagai momentum penting untuk menggiring perhatian para penyelenggara, pendidik, dan pemangku kepentingan PAUD dalam meningkatkan APK PAUD. Dengan demikian, diharapkan sumber daya manusia Indonesia yang handal dapat tercapai pada tahun 2045 sebagai hadiah 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan Gebyar PAUD Indonesia dimulai sejak pertengahan Oktober 2011 secara serentak di tujuh provinsi, yaitu: Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali. Adapun kegiatan Gebyar PAUD tahun 2011 diisi dengan penobatan Bunda PAUD tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dan sosialisasi PAUD di 52 TV lokal, yang disiarkan pada akhir November-awal Desember 2011.
Puncak Gebyar PAUD diselenggarakan pada Senin 12 Desember 2011, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, yang dihadiri Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono. Pada acara itu, dilakukan pengukuhan Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono sebagai Bunda PAUD Indonesia oleh Perwakilan Anak Usia Dini Indonesia. Selain itu, ada pemberian penghargaan kepada Gubernur Jawa Tengah, Bupati Gorontalo, Bupati Boalemo, Bupati Bondowoso yang berprestasi dalam pengembangan layanan PAUD dan penghargaan kepada tiga orang pendidik/tim fasilitator masyarakat/tim pengelola kegiatan terbaik.
Puncak Gebyar PAUD dihadiri sekitar 5000 anak usia dini, organisasi mitra HIMPAUDI, Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), Forum Pendidik Anak Usia Dini (Forum PAUD), Tim Penggerak PKK, Gabungan Organisasi Pengelola Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI). Selain itu, juga akan diadakan senam massal bersama 5.000 anak PAUD, bermain angklung bersama 5.000 anak, dan seminar PAUD dengan tema “Membangun Karakter Cinta Indonesia melalui Anak Usia Dini”.
Referensi : http://www.kemdiknas.go.id/kemdiknas/berita/147


FESTIVAL TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM)

(oleh : AdeSaprudin, Ka. Bid Kemitraan Forum TBM Jawa Barat)

JAKARTA, 1-3 November 2012; Perhelatan akbar FESTIVAL Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Tingkat Nasional telah berakhir pada tanggal 3 Nopember 2012. Banyak pihak-pihak tidak mengetahui keberadaanya, atau bahkan melewatkan begitu saja momen-momen krusial tersebut dengan berbagai alasan. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 1-3 Nopember 2012 tersebut sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari program-program unggulan Bidang Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan. Geliat Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) pada Festival yang digelar di Plasa Insan Berprestasi Gedung A Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta tersebut patut diapresiasi dan disuport oleh semua pihak karena misi yang diemban adalah menggagas cita-cita mulia yakni, “Gerakan Literasi Lokal untuk Indonesia Membaca”. Seiring dengan motto kegiatan festival “ MERETAS LITERASI, MENYEMAI KARAKTER “.
Berikut ini kami sajikan tulisan yang berisi informasi dan catatan penting mengenai perhelatan akbar Festival Taman Bacaan Masyarakat dan partisipasi aktif Forum TBM Wilayah Provinsi Jawa Barat pada kegiatan tersebut. Pagi sekitar pukul sembilan acara festival dibuka oleh Presiden Forum TBM Gol A Gong mengawali rangkaian panjang para peserta mempamerkan stand kepada para pengunjung. Karya tulis TBM, kerajianan tangan, workshop, photo-photo dokumentasi kegiatan, menjadi andalan para peserta untuk mengisi stand-stand yang disediakan secara cuma-cuma oleh panitia.
Dipanggung utama selama perhelatan berlangsung disajikan berbagai hiburan atraktif, edukatif dan rekreatif, persembahan dari peserta festival yang ikut serta sebanyak  kurang lebih 24 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Bedah buku, talkshow, seminar, monolog literasi, turut mengisi perhelatan akbar, dengan menghadirkan penulis-penulis produktif. Ali Muakhir, Irfan Hidayatullah, Suherman, M.Si, Agus M. Irham dan perwakilan redaksi media cetak memaparkan ide-ide kreatif, membedah seputar isi buku yang mereka tulis untuk menambah wacana, wawasan serta gagasan kreatif penulis dan dan calon penulis.
Festival mencatatkan sejarah baru bagi perjalan dunia literasi di Indonesia, yaitu dengan menorehkan dua konsensus:
A.       Ditetapkannya tanggal 1 Nopember sebagai “Hari Berbagi Buku Nasional (HB2N)”
B.       10 Butir Deklarasi Forum TBM :

1.         Acara Festival TBMmenjadi acara wajib diadakan oleh pemerintah, dalam hal ini Direktorat BINDIKNAS Dirjen PAUDNI Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, minimal setiap tahun sekali.

2.         Acara Festival TBM diadakan secara khusus dan berdiri sendiri tidak menjadi bagian dari/atau bersamaan dengan kegiatan lainnya. Agar lebih fokus dan kualitas penyelenggaraannya semakin baik.

3.         Panitia penyelenggara ( Organizer Committee ) Festival TBM dilakukan  Pengurus Pusat Forum TBM, dengan melibatkan forum wilayah di lokasi Festival di adakan sebagai mitra lokal.      

4.         Surat undangan dari Bindikmas Dirjen PAUDNI Dirjen PAUD-NI Kementrian Pendidikan Kebudayaan untuk peserta Festival TBM harus ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi setempat dengan tembusan ke Forum TBM Wilayah.

5.         Forum TBM Wilayah berhak menentukan TBM-TBM yang akan menjadi peserta festival.

6.         Dinas Pendidikan Provinsi berkewajiban untuk memfasilitasi pembiayaan peserta festival

7.         Pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat mengalokasikan anggaran dana untuk penguatan kelembagaan Forum TBM Pusat dan Forum TBM Wilayah.

8.         Surat rekomendasi dari Forum TBM wilayah menjadi salah satu syarat penentuan bagi TBM untuk mendapatkan blockgrant.

9.         Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat tidak boleh merangkap jabatan menjadi ketua forum sejenis di lembaga-lembaga PAUD NI.

10.     Menjadikan tanggal 01 November sebagai Hari Berbagi Buku Nasional (HB2N).

Peran serta Forum TBM Jawa Barat
Berangkat dengan bekal swadaya seadanya atau boleh disebut “Backpacker”, Tim Jawa Barat di bawah komando Ibu Heni Rohaeni, S.Pd. M.M.Pd pemangku jabatan Gubernur Forum TBM Wilayah Jawa Barat menuju ke lokasi Festival dengan satu tekad “Sukses”. Tim berangkat dari Kota dan Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab Sukabumi, Kab. Bogor, Kota Bekasi. Mereka adalah para pengelola TBM Komunitas, dan TBM di bawah PKBM, asal usul tidak menjadi penting karena visi yang diemban sama yaitu mewujudkan masyarakat yang gemar membaca.
Acara yang disusun panitia mencantumkan porsi acara untuk perwakilan Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:
1.      Gelar Seni Sunda Kecapi Suling (Panggung Utama) seluruh kontingen tampil diiringi kacapi Bapak H. Asep, TBM Nurul Iman dari Kab. Sukabumi
2.      Workshop ( Pojok Literasi ) : Ina T syamsuri Rumah Baca Jati Bening dari Kota Bekasi dan  Ari Asih dari Kota Bogor
3.      Tari Tradisional Jaipong (Panggung Utama) : Aghnia Rachma, TBM Melati Panghegar Kota Bandung
4.      Nasyid (Panggung Utama) : TBM PPLP Cibungur Kab.  Bandung Barat
5.      Lomba Mendongeng diwakili : H Asep (TBM Nurul Iman Kab. Sukabumi dan Widi dari Kota Bogor)
6.      Acara di stand :
a.       Silaturahmi dan  Konsultasi bagi para pengelola TBM di wilayah Jawa Barat dengan pengurus Forum TBM Jabar
b.      Backsound Live Kacapi setiap hari festival (H. Asep,dkk)
c.       Workshop alat bantu pembelajaran membaca ( 02-11-2012) oleh Ina T. Syamsuri Rumah Baca Jatibening
d.      Dongeng ayah salwa (03-11-2012) TBM AS Lebakwangi.

Sukses Jawa Barat, adalah sukses semua, proses menuju sukses diraih dengan optimisme, kecemasan, bias antara santun dan tidak santun, antara tulus dan pamrih, antara perintah dan instruksi dan antara suka dan tidak suka. Setiap orang harus sigap, siap dan bersikap arif. Sigap jika ada instruksi yang bersifat situasional, bahkan dapat berubah dengan cepat. Siap untuk dipimpin dan memimpin. Arif dalam menyikapi hal-hal yang bias. Dinamis, sukses Jawa Barat dapat dicapai karena dinamika tersebut.
Terima kasih atas semua pengorbanan tim, baik material, pikiran, emosi maupu perasaan. Semua itu semata-mata karena satu kata “Sukses”.

Salam Literasi!

Jumat, 11 April 2014

Dirjen : Penilik harus berani Nyemprit

SURABAYA, Direktur Jenderal PAUDNI menegaskan penilik harus berani bersuara untuk mengontrol kinerja lembaga-lembaga PAUDNI. Sehingga program PAUDNI di wilayah kerja mereka dapat terjamin dan terkendali.

“Penilik harus punya gigi, berani nyemprit kalau kerja lembaga PAUDNI di wilayahnya tidak baik,” ujar Dirjen PAUDNI Lydia Freyani Hawadi saat menyampaikan arahan dalam Sosialisasi Regulasi Jabatan Fungsional Penilik dan Pamong Belajar PTK Dikmas Tahun 2014, di Surabaya, Jumat (11/4).

Lydia mengingatkan, penilik memiliki peran penting sebagai pengendali mutu program PAUDNI. Dia juga meminta penilik mulai melakukan pemetaan jumlah lembaga di wilayah kerja masing-masing, agar penyebarannya merata.

“Jumlah PKBM di tiap kecamatan itu cukup satu, PAUD juga cukup satu di tiap desa. Awasi itu, jangan sampai kelebihan PKBM di satu kecamatan. Kalau lebih, itu yang membuat banyak PKBM hidupnya musiman, buat cari bansos saja,” urai Guru Besar Psikologi UI ini.

Terkait belum idealnya jumlah penilik di Indonesia dengan kebutuhan riil, Lydia berharap kesediaan pemerintah kabupaten/kota menambah jumlah penilik. Dalam catatannya, jumlah penilik di seluruh Indonesia baru hanya sekitar 7.400 orang, dari kebutuhan yang mencapai 21 ribu orang.

“Bayangkan, penilik yang ada baru sepertiga dari kebutuhan ideal. Lalu, bagaimana dengan mutu PAUDNI?  Standar belum tersusun, mutu belum terjaga.  Ya, memang bisa jalan tapi tentu belum optimal,” jelas Lydia.
Hal serupa juga dialami pamong belajar. Dia mengungkapkan, jumlah pamong belajar di Indonesia baru 2.537 orang. Padahal, kebutuhannya mencapai 12.425 orang.  Di seluruh BP PAUDNI, lanjut dia, jumlah pamong belajar hanya 156 dari kebutuhan ideal 420 orang.

Oleh karena itu, dia meminta Badan Kepegawaian Daerah (BKD) di masing-masing kabupaten/kota untuk ikut berperan dengan memberi masukan kepada Ditjen PAUDNI. Khususnya terkait alur pengadaan formasi penilik.
Di akhir arahannya, Lydia mendorong penilik dan PB rajin ke lapangan untuk memantau pelaksanaan program PAUDNI. “Kalau pamong, saya sudah lihat hasil kerjanya. Beberapa bulan lagi saya akan lihat hasil kerja para penilik,” pungkasnya.

(M. Subchan Sholeh).