Ikatan Penilik Indonesia (IPI) Jawa Barat adalah organisasi profesi sebagai wadah perjuangan dalam meningkatkan kemampuan profesi dan kesejahteraan penilik di wilayah Jawa Barat yang terdiri 26 Kota Kabupaten dan terbagi 5 wilayah kerja. email : ipijabar4@gmail.com dan ipijabar2011@yahoo.com
Selamat Datang di Situs Media IPI Jawa Barat, dengan VISI “TERCIPTANYA KERJASAMA UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONAL PENILIK, MUTU PENDIDIKAN NON FORMAL IN FORMAL DAN TERWUJUDNYA INSAN PENILIK YANG SEJAHTERA”

Jumat, 06 Mei 2011

Pendidikan Karakter Diterapkan Tahun Depan

JAKARTA--MICOM: Pemerintah akan menerapkan pendidikan karakter pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi mulai tahun ajaran baru 2011/2012. Pendidikan karakter tersebut diwujudkan mulai dari kurikulum sampai dengan membangun kultur budaya di sekolah.
''Pendidikan karakter ini adalah sesuatu yang mendesak untuk dilakukan saat ini. Targetnya semua sekolah nantinya harus menggunakan,'' ungkap Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh di sela peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), di Kantor Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, Selasa (2/4).
Penyataan itu, jelas Nuh, sesuai dengan tema Hardiknas tahun ini yakni, Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa. Konsepnya, tambah Nuh, telah disiapkan sejak tahun lalu.
''Ada tiga kelompok pendidikan karakter yaitu tumbuhnya kesadaran bagi peserta didik sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang maha Kuasa, tumbuhnya kepenasaran intelektual untuk membangun keilmuan, serta tumbuhnya rasa bangga dengan cara berprestasi. Dari kegemaran berprestasi itu nantinya akan muncul kebanggaan we are the Indonesian,'' kata Nuh.
Selain itu, ujar Nuh, pendidikan karakter yang dibentuk pun bukan hanya diajarkan melalui papan tulis tetapi juga melalui pembudayaan. ''Jangan sampai terjebak hanya pada ranah kognitif, tetapi harus diterjemahkan dalam ranah perilaku,'' katanya.
Pengamat pendidikan dari Perguruan Taman Siswa Ki Darmaningtyas melihat pendidikan karakter memang penting diwujudkan agar masyarakat Indonesia bisa menjadi bangsa yang jujur dan bangsa yang berdaya saing.
''Tapi, jangan lupa juga, pendidikan itu bukan sekedar karakter semata, tapi juga pendidikan untuk semua, baik dari sisi sarana dan prasarana, maupun dari sisi kualitas guru,'' kata Darmaningtyas.
Ia melihat saat ini, hal itu belum terealisasi di Indonesia, karena misalnya, masih ada saja calon mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, tidak bisa masuk ke perguruan tinggi dengan biaya yang terjangkau.
''Inilah yang sebenarnya harus ditekankan oleh pemerintah, bukan hanya melulu wacana pendidikan karakter,'' kata Darmaningtyas.
Pengamat kebijakan publik yang juga Chairman The Centre for Indonesian Development Review (CIDEV) Muhammad Rifai Darus sependapat pula dengan Ki Darmaningtyas.
Menurut Rifai, UU Sistem Pendidikan Nasional yang ada saat ini sekedar wacana semata, tetapi realisasi sesungguhnya di lapangan masih banyak yang berantakan.
Rifai mencontohkan, di salah satu kabupaten di Papua, ada sekolah yang hanya memiliki seorang guru saja. Padahal, muridnya berjumlah puluhan siswa. Ini menunjukkan hardiknas tahun ini belum mampu menyamaratakan akses pendidikan semua rakyat Indonesia.
''Karena itu, solusi yang terbaik adalah bagi pemerintah pusat adalah segera membentuk pusat-pusat pendidikan di kabupaten/kotamadya, agar akses pendidikan terutama dari sisi administrasi serta anggaran tidak habis oleh mata rantai birokrasi,'' kata Rifai. (OL-12)
Penulis : Sidik Pramono
Diambil Dari : http://www.mediaindonesia.com/

0 komentar:

Posting Komentar